Jakarta (JN) --- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
bertekad menjadi salah satu BUMN penyedia jasa transportasi yang menginisiasi kebijakan ramah lingkungan demi menciptakan kehidupan yang berkelanjutan di masa akan datang, khususnya masa depan rendah karbon. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon hingga 29% pada 2030 mendatang.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan, sejalan dengan goal ke 13 dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yakni mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya, ASDP berkolaborasi dengan Jejak.in, untuk menghitung jumlah karbon yang dihasilkan dari berbagai kegiatan operasional perusahaan dalam mendukung pengimbangan jumlah karbon.
Apalagi, ASDP menjadi operator kapal terbesar di dunia, dimana mengoperasikan 216 unit kapal dan 34 unit pelabuhan, sehingga ASDP juga memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian lingkungan.
"ASDP bertekad menjadi salah satu BUMN transportasi yang menjalankan operasional layanan penyeberangan dan pelabuhan dengan kualitas prima dan tetap menerapkan kebijakan ramah lingkungan demi menciptakan kehidupan yang berkelanjutan di masa akan datang, khususnya masa depan rendah karbon," tutur Shelvy.
Kerjasama dengan Jejak.in untuk mencatat jejak karbon yg dikeluarkan secara operasional, nantinya jumlah karbon yg dihasilkan, akan dikonversi menjadi jumlah pohon yang akan ditanam dengan harapan dapat mengganti karbon yang dihasilkan. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab ASDP membantu melestarikan kembali lingkungan. Adapun kerja sama ini bertujuan menciptakan keberlanjutan bisnis perusahaan di masa depan yang kekinian telah menjadi fokus utama secara global.
Dalam kolaborasi penghitungan jejak karbon ini, ASDP menggandeng Jejak.in perusahaan startup Indonesia yang menyediakan solusi berbasis Artificial Intelligent (AI) dan Internet of Things (IoT), yang hadir untuk membantu pengimbangan karbon (carbon offset).
Berdasarkan perhitungan Jejak.in, jumlah emisi yang dihasilkan delapan unit kapal ferry di lintasan Merak-Bakauheni pada periode Januari-Agustus 2022 mencapai total 29 juta ton setara CO2.
ASDP berkomitmen untuk menekan emisi karbon, salah satunya melalui program penanaman mangrove tersebut yang akan dimonitor dengan teknologi MRV (monitoring, reporting, and verification), disertai sensor-sensor untuk membantu pelaporan dan juga memberitahukan dampak dari program.
Sebagai wujud komitmen dalam menekan emisi karbon, ASDP rutin melakukan penanaman pohon mangrove. Lebih dari 8.000 bibit mangrove telah ditanam di lingkungan 12 kantor cabang ASDP di seluruh Indonesia. Tentunya, penanaman mangrove ini memiliki banyak manfaat di antaranya membantu keseimbangan ekosistem dan mengurangi emisi karbon di area sekitar pelabuhan.
Melalui perhitungan karbon ini, juga menunjukkan pertanggungjawaban ASDP pada masa depan yang berkelanjutan. "Inisiatif program ini akan terus berkembang dengan ASDP akan meluaskan perhitungan karbon, sehingga mencakup scope 1, 2, dan 3 dalam GHG (greenhouse gas atau gas rumah kaca)," ujarnya.
Dari sisi energi, ASDP menggunakan energi yang ramah lingkungan, melakukan pengelolaan bahan perusak ozon, memakai lampu LED, menerapkan anjungan listrik mandiri (ALMA), membangun PLTS, menggunakan bahan bakar B30, dan menjalankan aplikasi sistem monitoring konsumsi BBM.
"Semua upaya-upaya yang dilakukan ASDP adalah untuk menurunkan emisi karbon, sekaligus bentuk dukungan kami sebagai BUMN agar Indonesia mencapai target karbon netral atau net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat," pungkas Shelvy. (Asdp)
0 Komentar